Letaknya Lebih Strategis
Selain Perpusnas yang ada di Medan Merdeka Selatan, ada pula empat Perpusnas lain. Salah satu yang paling terkenal adalah Perpusnas di Jalan Salemba. Perpusnas Salemba merupakan perpustakaan yang menyimpan koleksi gabungan dari empat Perpusnas lain. Perpusnas Salemba juga menyimpan arsip surat kabar langka dan mengelola pengurusan ISBN. Berbeda dengan Perpusnas Salemba, Perpusnas baru yang berada di Jalan Medan Merdeka Selatan kabarnya akan menjadi pusat koleksi buku.
Jika dibandingkan dengan Perpusnas Salemba, Perpusnas di Jalan Medan Merdeka Selatan ini memang jauh lebih strategis dan mudah dijangkau dengan transportasi umum. Letaknya di tengah kota, tepat di seberang Monumen Nasional, dan dekat dengan Balai Kota Jakarta.
Untuk menuju ke sana sangat mudah. Kamu bisa naik Transjakarta dan turun di Halte Balai Kota atau bisa juga naik bus tingkat City Tour yang lewat Balai Kota. Buat yang dari luar kota dan ke Jakarta naik kereta, bisa langsung main ke gedung baru Perpusnas karena letaknya tidak jauh dari Stasiun Gambir.
Jatuh Cinta dengan Lobi Utamanya
Sebelum masuk ke gedung perpustakaan, pengunjung harus melewati rumah berarsitektur Batavia. Setiap ruangan di rumah tersebut memiliki layar interaktif dan beberapa koleksi sejarah perpustakaan di Indonesia. Ruangan-ruangan tersebut juga menampilkan perjalanan kepustakaan Indonesia, mulai dari sejarah masuknya literasi di zaman penjajahan, replika asli perpustakaan sepeda keliling, hingga aksara kuno yang menjadi cikal bakal bahasa daerah di Indonesia.
Dari rumah tersebut, kamu akan diarahkan masuk ke gedung baru Perpusnas yang disebut-sebut sebagai perpustakaan tertinggi di dunia. Lobi utama gedung ini luas dan terlihat modern. Yang paling mengagumkan, ada rak buku tingginya mencapai langit-langit. Jika pandanganmu mengikuti tingginya rak buku, kamu akan melihat peta Indonesia tepat di langit-langit Perpusnas. Bagus sekali!
Serba Modern dan Sangat Nyaman
Bagi yang sudah pernah ke Perpusnas di Salemba mungkin masih ingat sensasi pertama kali mendaftar keanggotaan Perpusnas. Di Perpusnas Salemba, ada dua komputer untuk isi biodata dan sebuah ruangan kecil untuk ambil pas foto dan mencetak kartu anggota. Di Perpusnas yang baru, kamu masih diwajibkan untuk mendaftarkan diri sebagai anggota terlebih dahulu di lantai 2.
Bedanya, sekarang ada puluhan komputer, lengkap dengan mesin pencetak nomor antrean. Pengunjung jadi tak perlu mengantre terlalu lama untuk registrasi. Ada empat pegawai perpustakaan yang akan membantu mengambil foto dan mencetak kartu secara instan. Prosesnya jauh lebih cepat dan ruang tunggunya jauh lebih luas dan nyaman. Bagi yang sudah mendapat kartu anggota Perpustakaan Nasional, bisa langsung berkeliling ke dua puluh empat lantai yang kamu suka.
Baca Buku Ditemani Pemandangan Jakarta dari Ketinggian
Terus terang, yang paling berkesan dari kunjungan ke gedung baru Perpusnas adalah kenyamanan dan pemandangannya. Bersiaplah untuk jatuh cinta dengan pemandangan kota Jakarta yang tampak dari jendela gedung. Di beberapa lantai bahkan terdapat atap terbuka dengan bangku dan taman kecil, di mana pengunjung bisa membaca sambil merasakan hembusan angin dari ketinggian.
Pengunjung bebas naik ke lantai mana saja menggunakan elevator yang berada di sisi kanan gedung. Karena baru diresmikan, ke-24 lantai Perpusnas belum sepenuhnya terisi buku. Tapi tenang, sejumlah lantai koleksi dan lantai baca sudah siap dinikmati pengunjung. Beberapa lantai favorit saya antara lain:
Lantai 7 – Koleksi Buku Anak, Lansia, dan Disabilitas
Kalau kamu punya anak atau adik kecil, mampirlah ke Perpusnas dan naik ke ruang koleksi buku anak di lantai 7. Dijamin, mereka pasti betah. Selain koleksi bukunya yang sangat bervariasi, ruangannya pun dipenuhi mainan dan boneka. Ditambah lagi, dindingnya bergambar tokoh-tokoh legenda asli Indonesia. Di lantai ini ada pula ruangan menyusui untuk para ibu dan balkon tempat adik-adik bisa ikut melihat kota Jakarta.
Tepat di seberang ruang koleksi buku untuk anak-anak terdapat ruang koleksi buku untuk para lansia dan difabel. Ruangan ini dilengkapi dengan ubin pemandu dan hand-rail untuk memudahkan pengunjung berkebutuhan khusus mencari dan menikmati buku.
Lantai 12 – Ruang Baca Koleksi Deposit
Sepertinya tidak berlebihan jika saya bilang lantai 12 ini merupakan ruang baca yang super pewe. Ruang membacanya sangat luas dengan banyak sofa empuk warna-warni, kursi, serta meja kerja yang masing-masing dilengkapi kabel LAN untuk internetan. Belum lagi, ada ujung emas Monas yang menyembul di jendela. Karena merupakan ruang baca, di lantai ini tidak ada rak buku. Jika mau membaca, kamu harus meminjam buku di lantai 10. Kebalikannya, di lantai 10 tidak ada ruang membaca. Membaca buku milik sendiri atau mengerjakan tugas di sini juga asyik.
Lantai 21 & 22 – Layanan Koleksi Monograf Terbuka
Di antara semua lantai, lantai 21 dan 22 adalah yang paling banyak pengunjungnya. Banyak pengunjung yang membaca, melihat-lihat koleksi buku, dan ada lebih banyak lagi yang fokus mengerjakan tugas di laptop. Berbeda dengan lantai 10 atau 12, lantai 21 dan 22 ini seperti perpustakaan kebanyakan; berisi rak buku beserta meja-meja dan pojok membaca. Berada di sini rasanya seperti sedang di perpustakaan kampus, tapi dengan desain interior yang minimalis. Untuk yang ingin kerja kelompok, kamu bisa meminjam ruang-ruang diskusi kedap suara yang ada di kedua lantai tersebut.
Lantai 24 – Layanan Koleksi Budaya Nusantara dan Executive Lounge
Lantai 24 merupakan lantai tertinggi gedung Perpusnas. Meskipun bukunya sedikit, lantai ini nantinya akan jadi lantai yang ramai, tempat para pencinta buku dan kebudayaan Indonesia berkumpul, lho. Kenapa? Karena ada panggung berbentuk setengah lingkaran di tengah ruangan. Ruang membacanya sendiri berada di sisi kanan. Kamu juga bisa ke area teras untuk berfoto atau mengagumi pemandangan Jakarta dari ketinggian.
Di sisi lain lantai ini ada executive lounge yang diperuntukkan bagi tamu penting. Namun, karena saat saya datang pengunjung sedang tidak ramai, ruangan khusus VVIP ini boleh dinikmati pengunjung umum. Bagian terasnya pun terlihat jauh lebih menarik karena langsung menghadap Monumen Nasional.
Nah itu dia ulasannya sahabat Babe, yuk berkunjung ke Perpusnas.
Sumber referensi : https://www.wego.co.id/berita/